Oleh: hurahura | 14 Agustus 2018

Etty Saringendyanti, Dapat Doktor Berkat Sunda Wiwitan

Disertasi-etty-01

Disertasi Etty Saringendyanti (Foto: istimewa)

Pengajar Jurusan Sejarah Universitas Padjadjaran, Etty Saringendyanti, Kamis, 9 Agustus 2018 berhasil mempertahankan disertasi berjudul “Sunda Wiwitan di Tatar Sunda pada Abad V – Awal XXI: Perspektif Historis-Arkeologis” di Universitas Padjadjaran. Ia dipromotori Prof. Dr. Nina Herlina, MS, Dr. Mumuh Muhsin Zakaria, M. Hum, dan Dr. Dade Mahzuni, M.Si. Disertasi tersebut mengkaji tiga subyek, yakni Agama Lokal, Sunda Wiwitan, dan Jati Sunda.

Lebih detail disertasi tersebut mengkaji perkembangan Sunda Wiwitan di Tatar Sunda dengan fokus bahasan proses penyebaran agama Hindu, Buddha, Islam, dan Sunda Wiwitan pada masyarakat adat di Tatar Sunda (Abad V-XXI); aspek-aspek Sunda Wiwitan di Tatar Sunda pada Masa Hindu, Buddha, dan Islam (Abad V-XVII), aspek-aspek Sunda Wiwitan pada masyarakat Adat Sunda (Abad XVII-XXI), dan kebijakan pemerintah RI atas kedudukan Sunda Wiwitan.

Disertasi-etty-03Dr. Etty Saringendyanti di antara Promotor dan Penyanggah (Foto: istimewa)

Untuk mencapai tujuan itu digunakan metode sejarah heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Dalam eksplanasi digunakan teori ataupun konsep dari ilmu-ilmu sosial, yaitu sosioantropologi dan etnoarkeologi.

Hasil penelitian menunjukkan Sunda Wiwitan berawal dari masa bercocok tanam, khususnya budaya megalitikum (2500 SM-1500 SM) berupa persembahan kepada roh nenek moyang. Kepercayaan ini terus berlanjut pada masa Hindu-Buddha (abad V-XVI) bersamaan dengan berkembangnya agama Hindu dan Buddha bernama Jatisunda. Pada masa Islam, Kesultanan Cirebon dan Banten menjadi pusat penyebaran agama Islam di Tatar Sunda.

Etty Saringendyanti lahir di Jakarta, 30 Juli 1959. Ia tamat dari Jurusan Arkeologi UI pada 1984. Selanjutnya menjadi pengajar di Jurusan Sejarah Universitas Padjadjaran. Pada 1996 Etty menyelesaikan pendidikan S-2 di Departemen Arkeologi UI.


Tinggalkan komentar

Kategori