Oleh: hurahura | 28 April 2010

Perahu Nabi Nuh Ditemukan di Turki?

“Kami belum yakin 100 % bahwa ini benar perahu Nuh, tapi keyakinan kami sudah 99 %.”

Ilustrasi perahu Nabi Nuh (www.maritimequest.com)

Rabu, 28 April 2010, VIVAnews – Dikisahkan, sekitar 4.800 tahun lalu, banjir bandang menerjang Bumi. Sebelum bencana mahadahsyat itu terjadi, Nabi Nuh — nabi tiga agama, Islam, Kristen, dan Yahudi, diberi wahyu untuk membuat kapal besar — demi menyelamatkan umat manusia dan mahluk Bumi lainnya.

Untuk membuktikan kebenaran cerita tersebut, kelompok peneliti dari China dan Turki yang tergabung dalam ‘Noah’s Ark Ministries International’ selama bertahun-tahun mencari sisa-sisa perahu legendaris tersebut.

Kemarin, 26 April 2010 mereka mengumumkan mereka menemukan perahu Nabi Nuh di Turki. Mereka mengklaim menemukan sisa-sisa perahu Nabi Nuh berada di ketinggian 4.000 meter di Gunung Agri atau Gunung Ararat, di Turki Timur.

Mereka bahkan mengklaim berhasil masuk ke dalam perahu itu, mengambil foto dan beberapa specimen untuk membuktikan klaim mereka.

Menurut para peneliti, specimen yang mereka ambil memiliki usia karbon 4.800 tahun, cocok dengan apa yang digambarkan dalam sejarah.

Jika klaim mereka benar, para peneliti Evangelis itu telah menemukan perahu paling terkenal dalam sejarah.

“Kami belum yakin 100 persen bahwa ini benar perahu Nuh, tapi keyakinan kami sudah 99 persen,” kata salah satu anggota tim yang bertugas membuat film dokumenter, Yeung Wing, seperti dimuat laman berita Turki, National Turk, 27 April 2010.

Grup yang beranggotakan 15 orang dari Hong Kong dan Turki hadir dalam konferensi pers yang diadakan Senin 26 April 2010 lalu.

Kepada media yang hadir saat itu, mereka juga memamerkan specimen fosil kapal yang diduga perahu Nuh, berupa tambang, paku, dan pecahan kayu.

Seperti yang dijelaskan para peneliti, tambang dan paku diduga digunakan untuk menyatukan kayu-kayu hingga menjadi kapal. Tambang juga digunakan untuk mengikat hewan-hewan yang diselamatkan dari terjangan bah — begitu juga dengan potongan kayu yang dibuat bersekat untuk menjaga keamanan hewan-hewan.

Penemuan besar ini jadi amunisi untuk mendorong pemerintah Turki mendaftarkan situs ini ke UNESCO — agar lembaga PBB itu ikut menjaga kelestarian perahu Nuh.

Awalnya, direncananya para arkeolog akan menggali perahu itu dan memisahkannya dari gunung. Namun, hal tersebut tak mungkin dilakukan, meski nilai sejarah penemuan ini sangat tinggi.

***

Diyakini, ketika air surut, perahu Nuh berada di atas Gunung. Meski tiga agama besar mengabarkan mukjizat Nabi Nuh, tak ada penjelasan sama sekali, di mana persisnya perahu itu menyelesaikan misinya.

Sejak lama penduduk lokal Turki yang tinggal di pegunungan maupun kota-kota lain percaya bahwa perahu Nabi Nuh berada di Gunung Ararat.

Apalagi, pilot pesawat temput Turki dalam sebuah misi pemetaan NATO, mengaku melihat benda besar seperti perahu di Dogubayazit, Turki.

Pada 2006, citra satelit secara detil menunjukan benda mirip kapal yang diduga perahu Nuh itu adalah gunung yang dilapisi salju.

Beberapa ahli lain berpendapat bahwa sisa-sisa perahu Nuh menjadi bagian dari pemukiman manusia — yang selamat dari bencana banjir bah.

Namun, peneliti yang mengklaim penemu perahu Nuh membantahnya. “Kami tak pernah menemukan ada manusia yang bermukim di ketinggian 3.500 meter dalam sejarah umat manusia.”

Cuaca sangat dingin di ketinggian 4.000 meter itu oleh para penemu diyakini menjaga kondisi perahu Nuh selama ribuan tahun. (Elin Yunita Kristanti)


Tanggapan

  1. Saya juga pernah membaca tentang penemuan kapal Nabi Nuh itu. Bahkan ada beberapa kayu dari kapal tersebut telah dibuat sebuah salib dan disimpan dalam sebuah Gereja. Kapal itu ada di Gunung Ararat, sebagaimana tertulis dalam Alkitab. Jadi bukan sekedar kepercayaan penduduk lokal Turki, tetapi memang sudah tertulis.

    • Alkitab atau Injil merupakan acuan yang digunakan para ilmuwan ketika arkeologi pertama kali berkembang. Juga kitab2 sastra Romawi dan Yunani. Mungkin kalau dikaji lebih dalam, banyak informasi penting masih terkandung di dalamnya.

  2. Kisah nabi nuh sudah tertulus di kitab al Quran dari mulai perintah pembuatan kapal sampai bencana bajir datang. Subkhanallah allah telah membuka takbir kisah nabi nuh. Jadi cerita di al Qur’an bukan omong kosong belaka

    • Memang al Quran dan Injil banyak memberi informasi berharga. Banyak data masa lampau terdapat pada kedua kitab itu.

  3. subhanallah,itulah kbenaran alquran bwh dimasa akan dtng pun bs diceritakan dg benar

  4. Dalam yudaisme dan cristianity disebutkan dengan Jelas bahwa injil baik perjanjian lama maupun perjanjian baru ditulis dengan BIMBINGAN ROHUL KUDUS, makanya kebenarannya sangat otentik dan menjadi acuan bagi para peneliti.

    sejujurnya….sedari dahulu kala GUNUNG ARARAT tetaplah bernama Ararat…..bukannya baru kemudian…..injil perjanjian lama khususnya kitab kejadian adalah salah satu kitab yang ditulis Nabi Musa…..dan merupakan kitab yang sudah sangat tua…..jika seandainya…gunung ararat awalnya bernama gunung Judi…tentulah Nabi musa akan menulisnya dengan nama gunung Judi. tapi karena sebaliknya bahwa sedari dahulu kala hingga hari ini gunung tersebut tetap disebut gunung ararat. makanya Musa menulisnya sebagai GUNUNG ARARAT.

  5. komentar buat SUKA SENANG di atas,

    thanks krn mengomentari nabi Nuh. Sebenarnya Al-Qur’an menjadi penggenap Hukum yang dibawa para nabi sebelumnya, dengan mengakui Zabur, Taurat dan Injil sebagai kitab suci dari Allah swt.

    Hanya salah satu peran Al-Qur’an adalah untuk membenarkan adanya kitab suci tersebut sekaligus sebagai “BATU UJIAN” konsistensi/kesucian kitab suci tersebut dari beragam infiltrasi pemikiran/pendapat/statement yang tidak orisinil.

    maaf sebelumnya.
    misalkan, untuk Kisah nabi Nuh, apakah menurut Anda –yang mungkin sudah membaca Bibel– figur Nuh dalam Bibel merupakan nabi yang suci ??

    PERJANJIAN LAMA
    dalam Kejadian 9:18-29 disebutkan :

    9:18. Anak-anak Nuh yang keluar dari bahtera ialah Sem, Ham dan Yafet; Ham adalah bapa Kanaan.
    9:19 Yang tiga inilah anak-anak Nuh, dan dari mereka inilah tersebar penduduk seluruh bumi.
    9:20 Nuh menjadi petani; dialah yang mula-mula membuat kebun anggur.
    9:21 Setelah ia minum anggur, mabuklah ia dan ia telanjang dalam kemahnya.
    9:22 Maka Ham, bapa Kanaan itu, melihat aurat ayahnya, lalu diceritakannya kepada kedua saudaranya di luar.
    9:23 Sesudah itu Sem dan Yafet mengambil sehelai kain dan membentangkannya pada bahu mereka berdua, lalu mereka berjalan mundur; mereka menutupi aurat ayahnya sambil berpaling muka, sehingga mereka tidak melihat aurat ayahnya.

    9:24. Setelah Nuh sadar dari mabuknya dan mendengar apa yang dilakukan anak bungsunya kepadanya,
    9:25 berkatalah ia: “Terkutuklah Kanaan, hendaklah ia menjadi hamba yang paling hina bagi saudara-saudaranya.”
    9:26 Lagi katanya: “Terpujilah TUHAN, Allah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya.
    9:27 Allah meluaskan kiranya tempat kediaman Yafet, dan hendaklah ia tinggal dalam kemah-kemah Sem, tetapi hendaklah Kanaan menjadi hamba baginya.”

    9:28. Nuh masih hidup tiga ratus lima puluh tahun sesudah air bah.
    9:29 Jadi Nuh mencapai umur sembilan ratus lima puluh tahun, lalu ia mati.

    Secara sederhana, ayat-ayat diatas apakah merupakan :
    – Firman Tuhan tentang nabi pilihannya?

    Tidak cukup disitu, Bibel bahkan menceritakan kisah-kisah PARA NABI LAINNYA YANG sejatinya MENJATUHKAN DERAJAT KENABIAN –sedangkan dalam AL-QUR’AN SEMUANYA MERUPAKAN MANUSIA SUCI YANG JAUH DARI PERBUATAN TERCELA–.

    MISALNYA :

    1). Nabi Harun membuat dan menyuruh BANI Israel menyembahnya.

    Kel 32:3. Lalu seluruh bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada pada telinga mereka dan membawanya kepada Harun.
    Kel 32:4. Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: “Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!”

    2). Nabi Luth berzina dengan kedua putrinya.

    Kej 19:30. Pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan, sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya.
    Kej 19:31. Kata kakaknya kepada adiknya: “Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi.
    Kej 19:32. Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.”
    Kej 19:33. Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.
    Kej 19:34. Keesokan harinya berkatalah kakaknya kepada adiknya: “Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur; masuklah engkau untuk tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita.”
    Kej 19:35. Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun.
    Kej 19:36. Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka.
    Kej 19:37. Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab yang sekarang.
    Kej 19:38. Yang lebih mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon yang sekarang.

    3). YAKUB BERGUMUL DENGAN TUHAN DAN MENANG

    Kej 32:24. Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing.
    Kej 32:25 Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu.
    Kej 32:26 Lalu kata orang itu: “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing.” Sahut Yakub: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.”
    Kej 32:27 Bertanyalah orang itu kepadanya: “Siapakah namamu?” Sahutnya: “Yakub.”
    Kej 32:28 Lalu kata orang itu: “Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.”
    Kej 32:29 Bertanyalah Yakub: “Katakanlah juga namamu.” Tetapi sahutnya: “Mengapa engkau menanyakan namaku?” Lalu diberkatinyalah Yakub di situ.

    4). NABI DAUD (KAKEK YESUS) BERZINA.

    2 Sam 11:2. Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya.
    2 Sam 11:3. Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: “Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.”
    2 Sam 11:4. Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya.
    2 Sam 11:5. Lalu mengandunglah perempuan itu dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud, demikian: “Aku mengandung.”

    5). Tuhan akan membalas dendam kepada Nabi Daud dengan menyuruh orang lain meniduri istri-istrinya secara terang-terangan di depan seluruh orang Israel.

    2 Sam 12:11 Beginilah Firman TUHAN: Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu (Daud) yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil istri-istrimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan istri-istrimu di siang hari.
    2 Sam 12:12 Sebab engkau telah melakukannya secara tersembunyi (dengan Batsyeba), tetapi Aku akan melakukan hal itu di depan seluruh Israel secara terang-terangan.”

    6). Anak Nabi Daud, Amnon, memperkosa adiknya sendiri.

    2 Sam 13:11. Ketika gadis itu menghidangkannya kepadanya supaya ia makan, dipegangnyalah gadis itu dan berkata kepadanya: “Marilah tidur dengan aku, adikku.”
    2 Sam 13:12. Tetapi gadis itu berkata kepadanya: “Tidak kakakku, jangan perkosa aku, sebab orang tidak berlaku seperti itu di Israel. Janganlah berbuat noda seperti itu.
    2 Sam 13:13. Dan aku, ke manakah kubawa kecemaranku? Dan engkau ini, engkau akan dianggap sebagai orang yang bebal di Israel. Oleh sebab itu, berbicaralah dengan raja, sebab ia tidak akan menolak memberikan aku kepadamu.”
    2 Sam 13:14. Tetapi Amnon tidak mau mendengarkan perkataannya, dan sebab ia lebih kuat dari padanya, diperkosanyalah dia, lalu tidur dengan dia.

    7). Anak Nabi Daud, Absalom, berzina dengan istri2 ayahnya.

    2 Sam 16:21. Lalu jawab Ahitofel kepada Absalom: “Hampirilah gundik-gundik ayahmu yang ditinggalkannya untuk menunggui istana. Apabila seluruh Israel mendengar, bahwa engkau telah membuat dirimu dibenci oleh ayahmu, maka segala orang yang menyertai engkau, akan dikuatkan hatinya.”
    2 Sam 16:22. Maka dibentangkanlah kemah bagi Absalom di atas sotoh, lalu Absalom menghampiri gundik-gundik ayahnya di depan mata seluruh Israel.

    8). Yehuda (Yahudi), anak Nabi Yakub, berzina dengan Tamar, menantunya sendiri.

    Kej 38:15 Ketika Yehuda melihat dia, disangkanyalah dia seorang perempuan sundal, karena ia menutupi mukanya.
    Kej 38:16 Lalu berpalinglah Yehuda mendapatkan perempuan yang di pinggir jalan itu serta berkata: “Marilah, aku mau menghampiri engkau,” sebab ia tidak tahu, bahwa perempuan itu menantunya. Tanya perempuan itu: “Apakah yang akan kauberikan kepadaku, jika engkau menghampiri aku?”
    Kej 38:17 Jawabnya: “Aku akan mengirimkan kepadamu seekor anak kambing dari kambing dombaku.” Kata perempuan itu: “Asal engkau memberikan tanggungannya, sampai engkau mengirimkannya kepadaku.”
    Kej 38:18 Tanyanya: “Apakah tanggungan yang harus kuberikan kepadamu?” Jawab perempuan itu: “Cap meteraimu serta kalungmu dan tongkat yang ada di tanganmu itu.” Lalu diberikannyalah semuanya itu kepadanya, maka ia menghampirinya. Perempuan itu mengandung dari padanya.

    dan masih banyak lagi lainnya.

    Al-Qur’an menyucikan para nabi dan Al-Qur’an secara KONSISTEN melanjutkan HUKUM-HUKUM UTAMA YANG DISERUKAN OLEH PARA NABI/RASUL DISEGALA ZAMAN BAHWA:

    “SESUNGGUHNYA HUKUM YANG TERUTAMA ADALAH BAHWA ALLAH ADALAH TUHAN YANG MAHA ESA”

    sedangkan kini, telah bergeser pada keyakinan lain berupa:

    “Ketuhanan Trinitas ; Allah Bapa, Alla Putra dan Roh Kudus Yang Maha Esa” yang nota bene tidak orisinal sebagai firman Tuhan atau hukum utama yang diserukan Yesus, melainkan tercata sejarah bahwa ajaran tersebut dirintis secara Strategis dengan dukungan konspirasi kekuasaan lanjutannya oleh St. Paulus Tarsus.

    • Ilmu arkeologi lahir di Barat. Ketika pertama kali ilmu ini berkembang, sumbernya adalah kitab Injil dan kesusastraan kuno Yunani. Memang ada yg benar, terbukti banyak orang memperoleh benda2 kuno berdasarkan sumber Injil dan kesusastraan. Tapi ada juga yang dibantah, misalnya oleh ahli geologi purba ttg proses terjadinya bumi.

      Karena semakin berkembang, informasi dari Al Qur’an juga sering menjadi acuan. Berbagai ekskavasi arkeologi banyak dilakukan berdasarkan informasi kitab suci itu. Sayang karena bukan terjadi di negara kita, kegiatan arkeologi berdasarkan sumber Injil dan Al Qur’an sulit terpantau di sana.

      Arkeologi sendiri banyak diisi dengan penafsiran (interpretasi) dan hipotesis. Bahkan kalau membahas fungsi sebuah artefak dikatakan ‘fungsi pada umumnya’. Jelas, ini belum mengandung kebenaran absolut. Sesuatu yang ditafsirkan bisa saja salah kalau ada penemuan lain yang penafsirannya dianggap lebih benar.

      Silakan berpendapat di sini, tapi jangan bernada SARA. Ini utk kemajuan ilmu pengetahuan kita.

  6. assalamualaikum……..Allah swt adalah satu-satunya tuhan, dan AlQuran adalah penyempurna dari 3 kitab Allah yang lain, bukan mengklaim kitab yang lain, sudah banyak bukti kebenaran ALquran, ada sungai di bawah laut, banyaknya bukti-bukti kebesaran Allah dan demi ALLAH

  7. biarkan waktu yang menjawab

    ALLAH…ALLAHH
    ALLAHUAKBAR

  8. buat saudara-saudaraku kaum muslimin…. sekiranya saudara2 bisa menahan diri, jauhkan sumpah serapah. apapun yang kita tulis dengan kalimat tak beradab tidak akan merubah orang2 orang yang sudah digelapkan matanya. kita buktikan islam agama rahmatan lil alamin. kita doakan semoga saudara2 kita yang tidak tahu diterangkan hatinya.

    bagi saudara2ku umat nasrani… apapun yang anda tulis semoga bernada lebih santun.

    agamaku bagiku, agamamu bagimu

    • Mohon pendapat/komentar teman2 hanya berkaitan dgn arkeologi. Perlu diketahui arkeologi itu bersifat hipotetis dan interpretasi. Selama belum ditemukan sumber baru, maka sumber lama masih dianggap layak. Adanya temuan baru, bisa meruntuhkan teori lama. Di pihak lain, historiografi boleh dikatakan bersifat legitimasi.
      Perlu diketahui juga bahwa agama Islam, Kristen, dan Yahudi berasal dari wilayah yang sama. Mungkin dari sini bisa timbul kajian yang relevan dengan arkeologi Indonesia. Kita harapkan pakar2 arkeologi Islam, arkeologi Kolonial, perbandingan agama, dsb, bisa urun rembug.

  9. Bagaimana pada waktu sekarang orang dapat menggambarkan bahwa Banjir sedunia membinasakan penghidupan di atas seluruh bumi (kecuali penumpang Perahu Nabi Nuh) pada abad XXI atau XXII SM. Pada waktu itu di beberapa tempat di dunia telah bekembang bermacam-macam peradaban yang bekas-bekasnya kita lihat sampai sekarang. Bagi Mesir umpamanya, waktu itu adalah zaman yang menyaksikan akhirnya Kerajaan Lama dan permulaan Kerajaan Baru. Jika kita ingat sejarah waktu itu adalah sangat lucu untuk mengatakan bahwa segala peradaban telah dimusnahkan oleh Banjir.
    Dengan begitu maka dari segi sejarah, kita dapat mengatakan bahwa riwayat Banjir dalam Bibel bertentangan sekali dengan pengetahuan modern. Terdapatnya dua riwayat adalah bukti-bukti yang nyata tentang manipulasi manusia terhadap Bibel.
    Al Qur’an tentang Banjir Nabi Nuh. Al Qur’an menyajikan versi keseluruhan yang berlainan dan tidak menimbulkan kritik dari segi sejarah. Al Qur’an tidak memberikan riwayat Banjir yang berkelanjutan. Beberapa ayat membicarakan hukuman yang diberikan kepada umat Nabi Nuh.
    Pada Surat 71 yang dinamakan surat Nuh, Al Qur’an meriwayatkan Nabi Nuh memberikan nasehat kepada umatnya. Riwayat Nabi Nuh yang paling lengkap ada pada surat 11 ayat 25 sampai dengan 49, sebagai berikut :
    Dan sungguh Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata), “Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagimu,
    Agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang sangat menyedihkan”.
    Lalu pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya berkata, “Kami melihat engkau tidak lain hanya manusia seperti kami, dan kami tidak melihat orang yang mengikut engkau kecuali mereka itu golongan orang-orang rendah di antara kami, berpikiran dangkal, dan kami tidak melihat kelebihan kamu dari kami, bahkan kami menganggap kamu pendusta”.
    Nuh berkata, “Hai kaumku, bagaimana pikiranmu, kalau aku mempunyai keterangan-keterangan yang nyata dari Rabbku, dan Dia memberikan rahmat kepadaku dari sisiNya, maka (rahmat itu) disamarkan bagimu, apakah kami memaksakannya kepadamu (untuk menerimanya), padahal kamu tidak menyukainya?
    Hai kaumku, aku tidak meminta harta kepadamu, dan upahku hanyalah dari Allah. Dan tiadalah aku sekali-kali akan mengusir orang-orang yang beriman, sesungguhnya mereka akan menemui Rabbnya, tetapi aku memandang kamu kaum yang bodoh.
    Hai kaumku, siapakah yang akan menolongku dari (siksaan) Allah kalau aku mengusir mereka? Tiadakah kamu menerima pelajaran?
    Dan aku tidak berkata kepadamu bahwa padaku perbendaharaan Allah, dan aku tidak mengetahui yang gaib, aku tiada berkata bahwa sesungguhnya aku malaikat, dan tiada berkata terhadap orang-orang yang rendah dalam pandanganmu bahwa Allah tidak akan memberikan kebaikan kepada mereka. Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam diri mereka. (Kalau aku berkata demikian) sudah tentu aku termasuk orang-orang yang zalim.
    Mereka berkata, “Hai Nuh, sungguh engkau telah membantah kami, dan engkau telah banyak membantah kami, maka datangkanlah kepada kami apa yang engkau janjikan kepada kami jika engkau termasuk orang-orang yang benar”.
    Nuh berkata, “Hanyalah Allah yang akan mendatangkannya kepadamu jika Dia menghendaki dan kamu sekali-kali tidak berdaya.
    Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku jika aku hendak memberi nasehat kepadamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu. Dia adalah Rabbmu, dan kepadaNya kamu dikembalikan”.
    Bahkan mereka berkata, “Nuh mengada-ada”. Katakanlah, “Jika aku mengada-ada maka hanya akulah yang memikul dosaku dan aku berlepas diri dari dosa yang kamu perbuat”
    Dan diwahyukan kepada Nuh, “Sesungguhnya tidak akan beriman di antara kaummu kecuali orang-orang yang telah beriman. Maka janganlah engkau berduka cita disebabkan apa-apa yang telah mereka perbuat.
    Dan buatlah bahtera dengan pengawasan dan wahyu Kami dan janganlah engkau bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu, sesungguhnya mereka akan ditenggelamkan.
    Dan Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemuka-pemuka kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. Nuh berkata, “Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) akan mengejekmu sebagaimana kamu mengejek.
    Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan yang akan ditimpa azab yang kekal”.
    Hingga apabila datang perintah Kami dan (dari) dapur perapian memancarkan air, Kami berfirman, “Bawalah ke dalam bahtera tiap-tiap jenis sepasang-sepasang dan (bawalah) keluargamu, kecuali (yang tidak engkau bawa) orang-orang yang telah terdahulu ketetapannya terhadap mereka, dan (bawalah) orang-orang yang beriman.” Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.
    Nuh berkata, “Naiklah kamu ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Rabbku Mahapengampun lagi Mahapenyayang.
    Bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang dia berada di tempat yang terpisah, “Hai anakku, naiklah bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang yang kafir”.
    Anaknya menjawab, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah” Nuh berkata, “Hari ini tiada yang selamat dari ketentuan Allah kecuali orang yang dikasihiNya. Dan gelombang memisahkan antara keduanya, maka jadilah anak itu bersama orang-orang yang ditenggelamkan.
    Dan difirmankan, “Hai bumi, telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah” Air pun disurutkan, perintah pun diselesaikan dan bahtera berlabuh d atas bukit Judy. Dan dikatakan, “Kebinasaan bagi kaum yang zalim”.
    Dan Nuh berseru kepada Rabbnya, lalu berkata, “Ya Rabbku, sesungguhnya anakku adalah dari keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau pasti benar. Dan Engkau adalah hakim yang seadil-adilnya”
    Allah berfirman, “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena sesungguhnya perbuatannya bukanlah perbuatan yang baik. Maka janganlah engkau memohon kepadaKu sesuatu yang sesungguhnya engkau tidak mengetahuinya. Sesungguhnya Aku memperingatkan agar engkau tidak termasuk orang-orang yang jahil”.
    Nuh berkata, “Ya Rabbku, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu bahwa aku memohon kepadaMu sesuatu yang aku tiada mengetahuinya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun dan memberi rahmat kepadaku, niscaya aku termasuk orang-orang yang merugi”.
    Difirmankan, “Hai Nuh, turunlah dengan selamat dengan (pertolongan) Kami dan beberapa keberkahan atasmu dan atas umat-umat yang bersamamu. Dan ada umat yang kelak Kami senangkan (di dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami”.
    Demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) di antara berita-berita gaib yang sebelumnya engkau dan kaummu tidak mengetahuinya. Maka bersabarlah, sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang taqwa.
    [Huud (11): 25 sd 49].
    Kaum Nuh telah mendustakan rasul-rasul.
    Ketika saudara mereka Nuh berkata kepada mereka, “Apakah kamu tidak bertaqwa kepada Allah?
    Sesungguhnya aku rasul yang dipercaya kepadamu,
    Maka bertaqwalah kamu kepada Allah dan taatlah kepadaku.
    Dan aku tidak meminta upah kepadamu atasnya (kerasulanku). Upahku tidak lain hanyalah dari Rabb semesta alam.
    Maka bertaqwalah kamu kepada Allah dan taatlah kepadaku”
    Mereka berkata, “Apakah kami beriman kepada engkau, sedangkan yang mengikuti engkau adalah orang-orang yang rendah?”
    Nuh berkata, “Aku tidak mempunyai ilmu terhadap apa-apa yang mereka kerjakan.
    [Asy Syu’araa (26):105 sd 112].
    Tetapi sebelum menyelidiki kejadian itu, kita perlu menempatkan Banjir yang diriwayatkan oleh Al Qur’an dalam hubungannya dengan hukuman-hukuman Tuhan yang dikenakan kepada kelompok-kelompok yang salah karena menyalahi perintahNya.
    Jika Bibel menceritakan Banjir Dunia untuk menghukum seluruh kemanusiaan yang tidak patuh, sebaliknya Al Qur’an menceritakan bermacam-macam hukuman yang dikenakan kepada kelompok masyarakat tertentu.
    Dan sungguh telah Kami berikan kitab (Taurat) kepada Musa, dan telah Kami jadikan Harun saudaranya, menyertai dia sebagai pembantu.
    Kemudian Kami berfirman kepada keduanya: “Pergilah kamu berdua kepada kaum yang mendustakan ayat Kami.” Lalu Kami membinasakan mereka sehancur-hancurnya.
    Dan (ingatlah) kaum Nuh tatkala mereka mendustakan rasul-rasul. lalu mereka Kami tenggelamkan dan Kami jadikan (riwayat) mereka itu pelajaran bagi manusia dan Kami telah menyediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih.
    Dan (begitu pula Kami binasakan) kaum ‘Ad dan Tsamud dan penduduk Rass21 dan banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum-kaum tersebut”
    Dan semuanya telah Kami jadikan sebagai perumpamaan bagi manusia, dan semuanya telah Kami hancurkan sehancur-hancurnya.
    [Al Furqaan (25): 35 sd 39].
    21 Rass adalah telaga yang sudah kering, kaum Rass adalah kaum penyembah patung dan Tuhan mengutus Nabi Syu’aib kepada mereka.
    Sungguh Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada ilah (yang wajib disembah) bagi kamu selainNya. Sesungguhnya aku takut bahwa kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang besar (kiamat)”
    Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata, “Sesungguhnya kami melihat engkau dalam kesesatan yang nyata”.
    Nuh menjawab, “Hai kaumku, tak ada padaku sedikit pun, tetapi aku seorang rasul dari Rabb semesta alam,
    aku sampaikan padamu risalah Rabbku dan aku memberi nasehat kepadamu dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui,
    dan apakah kamu merasa heran karena datang kepadamu peringatan dari Rabbmu dengan perantaran seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi peingatan kepadamu dan supaya kamu bertaqwa dan supaya kamu mendapat rahmat?”
    Maka mereka mendustakan Nuh kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (hatinya).
    Dan kepada kaum ‘Ad (Kami utus) saudara mereka Hud, dia berkata, “Hai kaumku, sembahlah Allah, tidak ada ilah (yang wajib diibadahi) bagimu selainNya. Maka mengapa kamu tidak bertaqwa (kepadaNya).
    Pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya berkata, “Sesungguhnya kami benar-benar memandang engkau dalam keadaan bodoh dan sesungguhnya kami menganggap engkau termasuk orang-orang yang berdusta”.
    Hud berkata, “Hai kaumku, aku bukan bodoh, tetapi aku seorang rasul dari Rabb semesta alam;
    aku sampaikan kepadamu risalah Rabbku dan aku adalah pemberi nasehat yang jujur kepadamu.
    Dan apakah kamu merasa heran karena datang kepadamu peringatan dari Rabbmu dengan perantaraan seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberikan peringatan kepadamu? Dan ingatlah ketika Allah menjadikan kamu sebagai pimpinan sesudah kaum Nuh, dan Dia telah melebihkan kamu dalam bentuk tubuh yang kuat. Sebab itu ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”
    Mereka berkata, “Apakah kedatanganmu kepada kami (dengan maksud) supaya kami hanya menyembah Allah sendiriNya dan meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? Datangkanlah apa yang telah engkau janjikan kepada kami jika engkau termasuk orang-orang yang benar”
    Hud berkata, “Sungguh sudah pasti kamu akan ditimpa azab dan kemurkaan dari Rabbmu. Apakah kamu hendak membantah aku tentang nama-nama yang kamu beserta bapak-bapakmu menamakannya, padahal Allah sekali-kali tidak menurunkan keterangan (hujjah) untuk itu? Maka tunggulah (azab itu) sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menunggu bersama kamu”
    Maka Kami selamatkan Hud beserta orang-orang yang bersamanya dengan rahmat dari Kami, dan Kami musnahkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman.
    Dan kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shalih, dia berkata, “Hai kaumku, sembahlah Allah, tidak ada ilah (yang wajib disembah) bagimu selainNya. Sungguh telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Rabbmu. Inilah unta betina Allah menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu menyentuh dengan menyakitinya. (Kalau kamu mengganggunya) maka kamu akan ditimpa azab yang pedih.
    Dan ingatlah kamu ketika Allah menjadikan kamu pemimpin-peminpin sesudah kaum ‘Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi, kamu mendirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu memahat gunung-gunungnya untuk dijadikan perumahan; maka ingatlah karunia Allah, dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.
    Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri dari kaumnya berkata kepada orang-orang yang lemah yang beriman di antara meeka. “Tahukah kamu bahwa Shalih itu diutus oleh Rabbnya?” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami beriman kepada apa yang di diutus Allah dengannya (wahyu)”
    Orang-orang yang menyombongkan diri itu berkata, “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingkari apa yang kamu imani itu”
    Lalu mereka sembelih unta betina itu, mereka durhakai perintah Rabbnya dan mereka berkata, “Hai Shalih datangkanlah kepada kami apa yang engkau ancamkan itu jika engkau benar-benar termasuk orang-orang yang diutus (Allah)”.
    Karena itu mereka dibinasakan oleh gempa bumi, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka.
    Kemudian Shalih meninggalkan mereka seraya berkata, “Hai kaumku, sungguh aku telah menyampaikan kepadamu risalah Rabbku, dan aku telah memberi nasehat kepadamu tetapi kamu tidak menyukai oang-orang yang memberi nasehat”.
    Dan (Kami mengutus) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun sebelum kamu di dunia?
    Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan syahwatmu, bukan kepada perempuan; sesungguhnya kamu kaum yang melampaui batas”.
    Jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan, “Usirlah mereka dari negerimu, sesungguhnya mereka orang yang berpura-pura suci”
    Kemudian Kami selamatkan Luth dan keluarganya (pengikut-pengikutnya) kecuali istrinya, dia termasuk orang-orang yang tinggal (dibinasakan).
    Dan Kami turunkan hujan kepada mereka, maka perhatikanlah bagaimana akibatnya orang-orang yang berdosa.
    Dan (Kami mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka Syu’aib, dia berkata, “Hai kaumku, hendaklah kamu menyembah Allah, sekali-kali tidak ada ilah (yang wajib disembah) bagimu selainNya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Rabbmu, sebab itu sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan janganlah kamu kurangi hak-hak manusia. Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi sesudah baiknya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu betul-betul orang yang beiman”.
    Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan, kamu menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang-orang yang beriman dari jalan Allah, dan kamu menginginkan jalan Allah itu menjadi bengkok, dan ingatlah kamu ketika kamu dahulu sedikit, lalu Dia memperbanyak (jumlah)mu. Dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang membuat kerusakan.
    Dan jika ada segolongan dari kamu beriman kepada apa yang aku diutus untuk menyampaikannya, dan ada (pula) segolongan yang tidak beriman, maka bersabarlah, sampai Allah menetapkan hukum di antara kita, dan Dia adalah sebaik-baik hakim.
    Pemuka-pemuka yang takabur dari kaumnya (Syu’aib) berkata, “Sungguh kami akan mengusir engkau hai Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersama engkau dari negeri kami atau kamu kembali kepada agama kami. Syu’aib berkata, “Dan apakah (kamu akan mengusir kami) walaupun kami membencinya?
    Sungguh kami mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah jika kami kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan kami darinya. Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya kecuali jika Allah Rabb kami menghendaki. Pengetahuan Rabb kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah saja kami bertawakal. Wahai Rabb kami, putuskanlah perkara antara kami dan kaum kami dengan hak (adil), dan Engkaulah sebaik-baik pemberi keputusan”
    Pemuka-pemuka kaumnya yang kafir berkata, “Sungguh jika kamu mengikuti Syu’aib kamu pasti merugi”.
    Kemudian mereka ditimpa gempa bumi, maka jadilah mereka mati bergelimpangan di tempat tinggal mereka.
    Yaitu orang-orang yang mendustakan Syu’aib seolah-olah mereka belum pernah tinggal di situ. Orang-orang yang mendustakan Syua’ib itu adalah orang-orang yang rugi.
    Lalu Syu’aib meninggalkan mereka seraya berkata, “Hai kaumku, sungguh aku telah menyampaikan risalah Rabbku kepadamu dan aku telah memberikan nasehat kepadamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati kepada kaum yang kafir?”
    [A’raaf (7): 59 sd 93].
    Ayat-ayat tersebut mengingatkan kepada kita tentang hukum-hukum Tuhan yang menimpa kaum Nuh. ‘Ad, Tsamud, Luth dan Madyan secara terpisah.
    Dengan begitu maka Al Qur’an menggambarkan Banjir sebagai suatu hukuman yang khusus untuk kaum Nuh. Ini merupakan perbedaan pertama yang pokok antara kedua riwayat.
    Perbedaan pokok kedua adalah bahwa Al Qur’an tidak menempatkan Banjir dalam suatu waktu dan tidak menerangkan berapa lama Banjir itu berlangsung.
    Sebab-sebab Banjir adalah hampir sama dalam Bibel dan Al Qur’an. Riwayat Sakerdotal (Kejadian 7, 11) menyebutkan dua hal: sumber-sumber, memancarkan air banyak sekali, dan langit mencurahkan lautan-lautan. Al Qur’an menyebutnya:
    Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami pancarkan mata air dari bumi lalu bertemulah air itu menurut perintah yang sungguh telah ditentukan. [Al Qamar (54): 11 dan 12].
    Al Qur’an sangat jelas dalam menyebutkan isi perahu; Tuhan memberi perintah kepada Nuh dan perintah itu dilaksanakan dengan tepat dengan menempatkan dalam perahu beberapa macam binatang yang akan langsung hidup.
    Hingga apabila datang perintah Kami dan (dari) dapur perapian memancarkan air, Kami berfirman, “Bawalah ke dalam bahtera tiap-tiap jenis sepasang-sepasang dan (bawalah) keluargamu, kecuali (yang tidak engkau bawa) orang-orang yang telah terdahulu ketetapannya terhadap mereka, dan (bawalah) orang-orang yang beriman,” Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit. [Huud (11): 40].
    Seorang anak Nabi Nuh yang mendapat laknat Tuhan telah dikecualikan. Dalam hal ini ayat 45 sd 46 dari QS. Huud tersebut menceritakan bahwa permohonan Nabi Nuh kepada Allah tidak dapat mengubah keputusan Tuhan.
    Dan Nuh berseru kepada Rabbnya, lalu berkata, “Ya Rabbku, sesungguhnya anakku adalah dari keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau pasti benar. Dan Engkau adalah hakim yang seadil-adilnya”
    Allah berfirman, “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena sesungguhnya perbuatannya bukanlah perbuatan yang baik. Maka janganlah engkau memohon kepadaKu sesuatu yang sesungguhnya engkau tidak mengetahuinya. Sesungguhnya Aku memperingatkan agar engkau tidak termasuk orang-orang yang jahil”.
    [Huud (11): 45 dan 46].
    Al Qur’an menyebutkan bahwa di atas perahu, disamping keluarga Nabi Nuh minus anaknya, terdapat pula beberapa penumpang yang percaya kepada Tuhan. Bibel tidak menyebutkan orang-orang itu di antara para penumpang perahu. Menurut riwayat Sakerdotal: Nuh, keluarganya sendiri dengan tak ada kecualian, dan sepasang dari tiap-tiap jenis binatang.
    Riwayat Yahwist membedakan antara binatang-binatang suci dan burung di satu pihak dan di lain pihak binatang-binatang yang tidak suci. (Dari binatang suci, perahu itu memuat 7 dari tiap jenis, jantan dan betina, dan dan yang tidak suci hanya satu pasang). Menurut ayat Yahwist yang sudah diubah (Keluaran 7, 8), sepasang dari tiap-tiap jenis, baik yang suci maupun yang tidak suci. Riwayat Bibel tidak menunjukkan perbedaan yang berarti.
    Dalam Al Quran Riwayat Banjir itu sendiri dimuat dan diterangkan lagi pada surat 23 ayat 23 sd 36, sebagai berikut :
    Dan sungguh Kami mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, “Hai kaumku, sembahlah Allah, tidak ada bagi kamu ilah (sesembahan lain) selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertaqwa?
    Maka pemuka-pemuka yang ingkar dari kaumnya berkata, “Dia ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu. Dia ingin lebih mulia daripada kamu. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menurunkan malaikat. Tiadalah kami mendengar (seruan) seperti ini pada nenek moyang kami yang terdahulu”
    “dia tidak lain hanyalah seorang lelaki yang gila, lalu nantikanlah hingga suatu masa (kematian)nya”
    (Nuh) berdoa, “Ya Rabbku, tolonglah aku karena mereka mendustakan aku”
    Maka Kami wahyukan kepadanya, “Buatlah bahtera di hadapan Kami dengan wahyu (petunjuk) Kami, maka apabila tiba perintah Kami dan bumi memancarkan air, masukkanlah ke dalamnya dari tiap-tiap jenis dua pasang, dan keluargamu, kecuali orang yang sudah terdahulu atasnya ketentuan (azab) di antara mereka. Dan janganlah engkau bicarakan kepadaKu tentang orang-orang yang zalim, sesungguhnya mereka akan ditenggelamkan”
    maka apabila engkau dan mereka yang menyertaimu sudah berada di dalam bahtera, maka katakanlah, “Segala puji bagi Allah yang melepaskan kami dari kaum yang zalim”.
    dan ucapkan pula, “Ya Rabbku, turunkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau sebaik-baik yang menurunkan”.
    Sesungguhnya di dalam (kejadian) itu mengandung beberapa pelajaran, karena sesungguhnya Kamilah yang menimpakan bencana.
    Kemudian Kami jadikan sesudah mereka suatu kaum yang lain.
    Maka kepada mereka Kami utus seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata), “Sembahlah Allah, tidak ada bagi kamu ilah (sesembahan lain) selain Dia. maka mengapa kamu tidak percaya?
    Dan berkatalah pemuka-pemuka dari kaumnya yang ingkar dan mendustakan pertemuan akhirat dan Kami senang-senangkan mereka dalam kehidupannya di dunia, “Dia ini tidak lain, hanyalah manusia seperti kamu, dia makan apa yang kamu makan dan dia minum apa yang kamu minum”
    Dan jika kamu mengikut manusia yang serupa kamu, niscaya kamu adalah orang-orang yang merugi.
    apakah dia menjanjikan kepada kamu bahwa apabila kamu mati, jadi tanah dan tulang, kamu akan dikeluarkan (kembali)?
    Amat jauh, amat jauh apa yang dijanjikan kepada kamu.
    [Al Mu’minuun (23): 23 sd 36]
    Tempat perahu itu berhenti, menurut Bibel adalah di gunung Ararat (Kejadian 8, 4), dan menurut Al Qur’an tempat itu adalah Joudi (Judy)
    Dan difirmankan, “Hai bumi, telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah” Air pun disurutkan, perintah pun diselesaikan dan bahtera berlabuh d atas bukit Judy. Dan dikatakan, “Kebinasaan bagi kaum yang zalim”.
    [ Huud (11): 44].
    Gunung Joudi atau Judy ini adalah puncak tertinggi dari gunung-gunung Ararat di Armenia; tetapi tak dapat dijamin bahwa tak ada perubahan-perubahan nama untuk menyesuaikan antara kedua riwayat. R Blachere berpendapat seperti itu. Menurut dia, banyak nama Joudi di Arabia, sehingga terjadi persamaan nama.
    Secara definitif, terdapat perbedaan antara riwayat Al Qur’an dan riwayat Bibel. Perbedaan-perbedaan itu ada yang tidak dapat diselidiki secara ilmiah karena tak ada data-data positif.
    Tetapi jika kita harus menyelidiki riwayat Bibel dengan perantaraan data-data yang jelas, kita dapat menyatakan bahwa dalam meriwayatkan Banjir dalam waktu dan tempat riwayat Bibel sudah jelas tidak sesuai dengan hasil-hsil penyelidikan pengetahuan modern. Sebaliknya, riwayat Al Qur’an bersih dari segala unsur yang menimbulkan kritik objektif.
    Antara waktu riwayat Bibel dan waktu riwayat Al Qur’an apakah manusia sudah memperoleh informasi yang memberi penerangan tentang kejadian Banjir itu? Jawaban atas pertanyaan itu adalah “tidak” karena antara waktu Perjanjian Lama dan Al Qur’an, satu-satunya dokumentasi yang dimiliki manusia, tentang sejarah kuno adalah Bibel. Jika faktor manusia tidak dapat menerangkan perubahan dalam riwayat, yakni perubahan yang sesuai dengan pengetahuan modern, maka kita harus menerima penjelasan lain, yaitu: Faktor itu adalah wahyu yang datang kemudian sesudah wahyu yang ditulis dalam Bibel.

  10. aku tidak mnyangka bahwa kapal itu yg beratus tahun lma nya ternyata ditemukan…tapi dlm kyakinan sndiri aku bertanya2 apa itu bnar….!! sungguh allah sangat mulia…

  11. iblis mengadu domba manusia dgn segala cara,ada yg melalui perang,politik,agama,ras,suku,jika ada seorang tokoh yg mengaku pemuka agama tapi mengajak pengikutnya untuk berbuat jahat dgn alasan agama atau apapun ,maka sebaiknya kita berhati-hati akan tipu daya iblis,banyak sekali presiden2 terkemuka yg mengumumkan perang,pada dasarnya mereka termakan politik adu domba iblis,seorang tokoh agama yg benar harusnya mengikrarkan perdamaian ,menjadi simbol perdamaian,membuat sesuatu kekuatan yg bertujuan melemahkan politik adu domba iblis ini yg selalu mengancam perdamaian manusia,ALLAHU AKBAR

  12. benar adanya jika orang terlalu buta dengan apa yang dipercayainya apa yang diyakininya yg terlontar hanyalah umpatan dan caci maki. pengetahuan dan keyakinan kadang tidak bisa sejalan berdampingan bolehlah. umpatan dan cacian mencerminkan apa yang dia dapat dan apa yang dipelajarinya…

  13. subhanallah!!
    memang allah maha besar ats segalanya,,,
    serta para nabinya diutus untuk menyelamatkan manusia2 yg ada di bumi ini,,,

  14. Yang jelasx ini merupakan penemuan terbesar, dan akan menambah keyakinan saya…. entah itu disampaikan oleh injil atau diperkuat oleh quran…… penemuan ini adalah amunisi baru bagi kita semua…. justru ini menunjukkan adanya kesinambungan dari apa yang disampaikan para nabi…..
    thanks atas tulisan ini dan berbagai tanggapan yang cukup dialektis….. semoga ini membuat kita makin dewasa……

  15. semoga Allah menjadikan yang gelap menjadi terang benderang… dan itupun ada waktunya.


Tinggalkan komentar

Kategori