Oleh: hurahura | 29 September 2012

Gambang Rancak, Ada Pengaruh China

Warta Kota, Kamis, 27 September 2012 – Umumnya teater tutur dibawakan oleh satu orang, namun gambang rancak atau gambang rancag dibawakan oleh dua orang. Bentuknya berupa pantun berkait yang dinyanyikan secara bersahut-sahutan. Para pemainnya sering kali memainkan akting tertentu diiringi orkes gambang keromong. Gambang rancak populer di masyarakat Betawi pinggiran pada periode 1930-an. Di Batavia kesenian ini cukup disenangi dan sering ditanggap orang.

Setelah terjadi krisis ekonomi dunia, termasuk di Batavia, kesenian ini jarang ditanggap. Para pemainnya kemudian berkeliling dari kampung ke kampung untuk mencari nafkah. Sayang kemudian kesenian ini semakin lesu, termasuk dalam regenerasi. Akibatnya kesenian ini hampir punah. Pelestariannya mulai diperhatikan ketika pada 1980 Dinas Kebudayaan DKI Jakarta menyelenggarakan konservasi kesenian tradisional Betawi.

Sejak awal perkembangannya gambang rancak biasa memeriahkan pesta, terutama dalam lingkungan terbatas. Biasanya dipentaskan tanpa panggung, artinya tempat pementasan letaknya sejajar dengan penonton yang berada di sekelilingnya. Pantun-pantun yang dibawakan disusun secara improvisasi, tanpa catatan sedikit pun. Sering kali disesuaikan dengan tempat dan keadaan waktu pergelaran. Kadang kala dipanjang-panjangkan dan ditambah bumbu-bumbu lelucon untuk mengundang tawa, terutama untuk menghilangkan kantuk penonton di waktu malam. Gerak dan mimik perancak, ikut memberikan suasana segar, untuk memberi tekanan pada cerita yang dianggap penting.

Biasanya cerita yang disajikan adalah cerita rakyat Betawi asli atau cerita tentang peristiwa yang mengesankan bagi warga kota, misalnya Si Pitung dan Si Jampang. Pengaruh China kental pada kesenian ini, sebagaimana terlihat dari alat-alat musik gambang keromong. Dulu kebanyakan pemainnya orang China peranakan, sehingga mereka mementaskan pula cerita Sampek Engtay dan Phosie Lietan. Lagu-lagu pengiring pun ada yang dipengaruhi unsur China, antara lain Phobin Kongjilak Perempuan dan Cutaypan. Dalam penampilannya, pemain rancak menggunakan tata busana khusus, begitu pula pemain musiknya. Tokoh-tokoh gambang rancak banyak terdapat di Pekayon, Cijantung, dan Bendungan Jago.

Penyebaran gambang rancak sama luasnya dengan gambang keromong. Hal ini karena setiap rombongan gambang keromong dilengkapi dengan juru rancak. Sayang dewasa ini tidak banyak seniman gambang keromong yang pandai merancak. (Djulianto Susantio, pemerhati sejarah dan budaya)


Tinggalkan komentar

Kategori