Oleh: hurahura | 21 November 2010

Banner Arak, Banner Reklame Tertua

Erabaru.net, Kamis, 18 November 2010 – Papan reklame tradisional Tiongkok dapat ditelurusi mulai dari masa akhir zaman dari masyarakat primitif. Di kala itu, umat manusia telah mengalami kemajuan dari cara memancing dan berburu menjadi bercocok tanam.

Ketika mengambil air di setiap pagi hari, orang-orang akan membawa surplus panen mereka di sepanjang jalan menuju sumur, untuk diperdagangkan. Inilah cikal bakal pasar.

Menurut literatur kuno, Shennong atau Dewa Pertanian, sang legenda bijaksana yang menemukan cara bercocok tanam dan pengobatan herbal, dalam suatu waktu telah mengajarkan orang orang tentang cara berdagang. Kisah klasik Tionghoa kuno “ Xi Ci Xia” di Kitab Zhou Yi dengan jelas mendokumentasikan ini :

Pada masa pemerintahan Raja Shennong, pasar dibuka pada waktu sore hari, dimana orang -orang dari seluruh penjuru dunia bertemu dengan membawa barang-barang mereka. Setelah transaksi dibuat, mereka meninggalkan pasar, dan pulang ke rumah mereka masing masing.

Sampai saat ini, ini adalah bukti paling awal ditemukannya gambaran mengenai transaksi perdagangan di masa pra-sejarah. Pada masa awal abad kesebelas Sebelum Masehi, beberapa kota telah membentuk sebuah sistem manajemen pasar rasional yang bersifat kekeluargaan dibawah pengawasan dari beberapa petugas profesional. Bahkan, studi-studi arkeologi telah membuktikan bahwa Tiongkok telah memiliki koin sebelum abad ke 13 sebelum Masehi.

Terbukti, transaksi perdagangan yang awal, baik melalui barter ataupun dengan mata uang, hanya bisa dimulai dengan menunjukkan semacam selebaran. Sejak zaman primitif, cara paling sederhana ini telah digunakan untuk berpromosi, dan masih dipergunakan secara luas di pasar-pasar sampai sekarang karena kesederhanaan dan efektivitasnya.

Kemudian pedagang yang menetap lokasinya mulai berpikir untuk menunjukkan barang-barang dagangannya, akhirnya mereka mulai membuat banner reklame (pada waktu itu semacam kaligrafi huruf mandarin) yang memperlihatkan berbagai corak atau design.

Banner (simbol/merek) komoditi yang pertama kali muncul saat zaman musim semi dan gugur dan pada zaman negara berperang (770-221 SM) , yaitu banner bertulisan “ARAK”, dalam kitab karya Han Fei Zi, sebuah buku filosofi yang ditulis pada masa akhir Zaman Negara Berperang ( 476- 221 SM ), dan buku Van Zi Chun Qiu, sebuah buku yang mencatat kata kata dan tindakan dari Yan Ying, seorang menteri dari kerajaan Qi selama Zaman Musim Semi dan Musim Gugur (770- 476 SM), dapat di temukan kutipan-kutipan seperti ini, “Toko arak mengantungkan banner-banner mereka dengan tinggi, dan kata-kata peringatan (kata kata di banner zaman itu untuk menarik perhatian orang) nya cukup panjang.

Di tahun 221 SM ,Kaisar Qin Shihuang, atau Kaisar dari Dinasti Qin, membangun kekaisaranNya, membuat China menjadi negara feodal yang disatukan (menyatukan China daratan). Mendekati seribu tahun setelah itu, permerintah pusat berturut-turut mengimplementasikan sebuah kebijakan menghentikan pedagang-pedagang komersil pribadi dan mendukung pedagang pedagang resmi.

Sebagai konsekuensinya, sektor bisnis pribadi mendapat sejumlah halangan, sementara pedagang resmi menerima perlakuan khusus, perdagangan di berbagai kota, hanya dilakukan di waktu dan lokasi tertentu.

Di masa awal Dinasti Zhou (1066- 256 SM), pasar pasar dibatasi di ibu kota, sesuai dengan peraturan dari Dinasti Zhou, ibukota dibagi kedalam 9 daerah bagian. Daerah bagian tengah adalah tempat istana dari penguasa, daerah bagian didepan merupakan bagian depan dari istana, dan pasar ditempatkan dibelakang istana, sebuah susunan tata letak yang terkenal dengan nama ”istana didepan dan pasar di belakang”. Semasa periode feodal Tiongkok, semua dinasti kuno harus mengikuti susunan tata letak ini, ketika membangun ibukota mereka.

Dengan perkembangan ekonomi komoditas, pola “ satu kota satu pasar “, berangsur-angsur ditinggalkan, beberapa kota membuka pasar-pasar baru diluar pasar daerah bagian belakang, sebagai contoh, Chang’an, ibukota Dinasti Tang (618- 907 masehi), mempunyai pasar sejumlah 3 di seluruh kotanya.

Di pasar-pasar kuno ada pintu gerbang di 4 sisinya yang dibuka pada waktu yang telah ditentukan bagi para pedagang untuk masuk dan memasarkan barang-barangnya, rupanya berbagai macam papan nama tidak merupakan sebuah keperluan utama lagi, karena memajangkan barang dagangannya secara langsung sudah merupakan cara lebih tepat, orang-orang akan berdatangan dan memajangkan barang-barang dagangannya untuk dijual, dan kembali ke rumah ketika pasar-pasar ditutup.

Untuk kondisi ini, merek dagang satu-satunya yang masih eksis sebelum abad ke 10, sesuai hasil studi-studi sejarah, adalah menara pasar, papan nama dan banner bertulisan“arak”. Menara pasar merupakan simbol dari pasar-pasar,sementar papan papan nama merupakan tanda bahwa ijin diberikan kepada petugas petugas pasar, hanya banner-banner “arak”lah yang selayaknya disebut sebagai “ simbol” yang asli bagi pedagang.

Pertama, banner bertulisan“arak”, juga disebut sebuah simbol dari arak, adalah sebuah kain tanpa kata-kata yang digantung tinggi diatas kedai arak.

Sejak orang-orang telah mengenalinya, diberikanlah sebuah nama “Wang-Zi” yang berarti “Sesuatu yang keliatan”, dan perlahan-lahan disalah-ejakan menjadi “Huang Zi”, sebuah homonim dekat dari “Wang zi”, jadi kita dapat menyimpulkan bahwa banner bertulisan “arak” tidak hanya merupakan simbol tertua, tetapi juga namanya berasal dari “Wang Zi”, nama lain dari banner bertulisan “arak”.

Kenyataaannya, semua tipe papan nama kedai( toko/kios) di masa sekarang adalah berasal dan berkembang dari banner bertulisan “arak” itu. Bahkan banner banner iklan dan berbagai papan reklame besar yang tergantung diluar toko sekarang,yang merupakan hal yang biasa dalam pemandangan di jalan-jalan besar sekarang, adalah warisan dari banner banner bertulisan “arak” tersebut. (Erabaru/tan)


Tinggalkan komentar

Kategori