Oleh: hurahura | 22 April 2015

Candi Sukuh Dipugar Total

Sukuh-01KOMPAS/LUSIANA INDRIASARI

Candi Sukuh di Desa Berjo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, sebagaimana terlihat Januari 2014, memiliki struktur punden berundak, yaitu teras yang ditata berundak-undak dari bawah ke atas. Candi ini termasuk peninggalan budaya Hindu.

Bangunan utama Candi Sukuh di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, segera dipugar total. Sebagian peninggalan budaya Hindu dari abad ke-15 Masehi itu ambles ke dalam tanah. Jika dibiarkan, candi itu rentan ambrol atau roboh.

Koordinator Lapangan Pemugaran Candi Sukuh dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah Sudarno mengatakan, saat ini tim pemugar tengah memotret berbagai sudut bangunan candi. “Pemotretan untuk mencatat susunan dan struktur batu sehingga saat pengembaliannya nanti bisa sama persis seperti asal mula,” katanya, di Yogyakarta, Selasa (21/4).

Bangunan Utama Ambles dan Rentan Roboh

Menurut Sudarno, candi ini segera dibongkar total. Semua batu diturunkan dan dipindahkan ke tempat lain. Nanti akan dilihat, struktur tanah yang berada di dalam candi, apakah merupakan tanah asli perbukitan atau memang tanah urukan untuk mengisi susunan candi yang meninggi dan berbentuk trapesium itu.

“Pemugaran ini melibatkan (para ahli) dari berbagai disiplin ilmu, di antaranya arsitek, geolog, dan arkeolog,” katanya. Tim itu sudah terbentuk dengan anggota geolog dari Universitas Pembangunan Nasional, Helmi Murwanto; arsitek dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Djoko Sulistyo; dan arkeolog UGM, Niken Wirasanti.

Menurut Sudarno, kondisi bangunan utama Candi Sukuh memang benar-benar mengkhawatirkan. Tubuh candi di bagian belakang di sisi timur ambles cukup dalam. Saat bersamaan, tubuh bagian depan candi di sisi barat terangkat, seperti tertarik amblesnya bagian belakang candi. “Candi itu bisa roboh kalau kita biarkan,” katanya.


Bukan hanya Sukuh

Menurut Niken Wirasanti, pemugaran Candi Sukuh ini memang risiko dari pemeliharaan dan pelestarian bangunan purbakala. Pengaruh alam, terutama hujan yang selalu mengikis bangunan tua tersebut, mempercepat kerusakan candi.

Kondisi semacam ini bukan hanya terjadi di Candi Sukuh. Candi Arjuna di Pegunungan Dieng, Jawa Tengah, pernah dirobohkan total dua kali akibat ambles dan miring. Bahkan, Candi Borobodur juga ambles di beberapa sudut. “Ini semua harus kita antisipasi. Jangan sampai bangunan purbakala itu rusak karena kelengahan kita,” katanya.

Pemugaran Candi Sukuh, lanjut Niken, nanti akan menjadi ajang penelitian karena banyak keunikan dari candi ini. Candi tersebut berpola seperti candi-candi peninggalan Majapahit. Namun, ornamen dan tokoh-tokoh dalam relief bangunan tersebut lebih berorientasi kerakyatan.

Candi Sukuh diyakini sebagai warisan budaya berkarakter Hindu karena ada lingga dan yoni. Candi ini dianggap kontroversial karena memiliki beberapa figur arca yang memperlihatkan alat-alat kelamin manusia secara vulgar.


100 cagar budaya

Di Jakarta, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menargetkan penetapan 100 cagar budaya nasional 2015. Semua bangunan tersebut kemudian didaftar lagi secara nasional sehingga bisa mendorong pelestarian yang lebih optimal.

Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Harry Widianto mengatakan, sejak adanya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, baru 33 cagar budaya yang ditetapkan tim ahli. Indonesia punya ssekitar 70.000 cagar budaya, tetapi penetapannya oleh gubernur atau bupati/wali kota, bahkan menteri. Penetapan belum melibatkan tim ahli bersertifikat dan masih merujuk pada UU No 5/1992.

Dari puluhan ribu cagar budaya itu, tidak semuanya dikaji ulang untuk ditetapkan. Namun, penetapannya direkomendasikan tim ahli yang hampir semuanya belum memperoleh sertifikat. Untuk itu, 13 ahli cagar budaya bersertifikat pada 2015 ini ditugaskan untuk menguji ahli-ahli cagar budaya di Indonesia.

“Saat ini sedang berlangsung penilaian untuk 68 ahli cagar budaya dari beberapa provinsi. Kalau lulus, mereka langsung disertifikasi. Targetnya, tahun 2015 ini 180 ahli cagar budaya mendapat sertifikat sehingga bisa langsung bekerja. Cagar budaya yang sudah ditetapkan pada masa lalu dilihat lagi, kemudian direkomendasi untuk ditetapkan kembali,” kata Harry. (TOP/IVV)

(Sumber: Kompas, Rabu, 22 April 2015)


Tanggapan

  1. Reblogged this on Semangat Pagi!.

  2. cagar budaya juga diartkan budaya harapan, cagar tdk di rawat maka harapan pun tdk ada


Tinggalkan komentar

Kategori