Oleh: hurahura | 17 Oktober 2012

Patung Sumbangan Negara Sahabat

Warta Kota, Selasa, 16 Oktober 2012 – Di Jakarta banyak patung dan monumen dibangun oleh perorangan atau instansi. Biasanya patung/monumen itu ditempatkan di lingkungan halaman rumah atau instansi yang membangunnya. Bahkan ada yang diletakkan di dalam lingkungan taman umum.

Istilah patung atau monumen mengacu kepada pengertian bentuk bangunan atau benda tertentu yang mempunyai nilai sejarah atau untuk menghormati peringatan bersejarah. Selain merupakan manifestasi perasaan manusia yang mengungkapkan suatu peristiwa atau sejarah, patung dan/atau monumen merupakan manifestasi dari imajinasi yang dicetuskan manusia akibat suatu keadaan yang amat berkesan dalam pemikirannya (Sejarah Singkat Patung-patung dan Monumen di Jakarta, Dinas Museum dan Sejarah, 1985).

Mengapa di Jakarta banyak patung dan monumen? Diperkirakan karena perkembangan kebudayaan, maka seni patung di Indonesia dipengaruhi kebudayaan India dan Barat. Ini antara lain diperlihatkan oleh sejumlah temuan arkeologi. Lama-kelamaan lahir patung modern yang mencerminkan semangat hidup bangsa Indonesia. Para pematungnya antara lain Edhi Sunarso, M. Wowor, dan G. Sidharta. Karya-karya mereka sampai kini banyak menghiasi belantara Jakarta. Tujuan pendirian patung/monumen adalah agar generasi muda dapat mengenang sejarah. Karena itu patung/monumen di Jakarta banyak menggambarkan sosok pahlawan atau peristiwa kesejarahan, misalnya pahlawan nasional, pahlawan revolusi, pahlawan kemerdekaan, pahlawan prakemerdekaan, dan tokoh-tokoh masyarakat.

Namun beberapa patung di Jakarta dipandang terlalu tinggi letaknya dari permukaan tanah, dibandingkan patung-patung sejenis di Eropa. Rata-rata patung yang dibangun pada masa Presiden Soekarno mempunyai ketinggian 10 meter hingga 25 meter. Patung yang tertinggi adalah Patung Dirgantara di persimpangan Tebet-Pasar Minggu. Patung ini dikenal juga sebagai Tugu Pancoran. Letak patung yang tinggi menyebabkan orang sulit menikmatinya dari jarak dekat. Begitu pula bila petugas ingin melakukan pembersihan dan perawatan.

Di samping mengandung informasi, fungsi lain dari patung adalah menjalin persahabatan antarnegara. Di Jakarta sekurangnya terdapat tiga buah patung yang merupakan sumbangan negara sahabat. Yang paling tua adalah Patung Gajah di halaman Museum Nasional. Patung itu merupakan hadiah dari Raja Siam (Thailand) Chulalongkorn pada abad ke-19.

Pemerintah Uni Soviet menghadiahkan Patung Pahlawan. Di mata awam patung itu dikenal sebagai Tugu Tani. Patung Pahlawan diresmikan berdirinya oleh Presiden Soekarno pada 1963. Pemerintah Italia menghadiahkan Patung Diponegoro. Patung tersebut dipasang di Lapangan Monas sejak 1965, namun tak pernah diresmikan karena keadaan waktu itu tidak memungkinkan. (Djulianto Susantio, pemerhati sejarah dan budaya)


Tinggalkan komentar

Kategori