Oleh: hurahura | 25 Februari 2016

Prasasti Wanua Tengah 2 di Temanggung Terlantar

Goen-03.jpgPrasasti Wanua Tengah 2 di antara bak sampah, gerobak sampah, dan genangan air (Foto: Goenawan A. Sambodo)

Penelantaran peninggalan bersejarah masih saja terjadi sampai kini. Yang ironis, hal demikian terjadi di depan pejabat-pejabat pemerintah daerah, seperti yang dialami Prasasti Wanua Tengah. Prasasti yang berasal dari masa Kerajaan Mataram Kuno itu, kini teronggok di bawah pohon persis di depan pendopo Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Dari hari ke hari kondisi prasasti semakin mengkhawatirkan. Siapa saja bisa melakukan vandalisme pada prasasti ini karena tidak ada penjaga dan perlindungan. Sering kali juga dijumpai, berbagai jenis sampah dibuang di atas prasasti. Angin, panas, dan hujan yang menerpa prasasti ganti-berganti, semakin menambah parah kondisi prasasti. Dibandingkan dengan awal penemuan, kini beberapa aksara prasasti sudah mulai aus. Bahkan ada yang tidak terbaca lagi.

Semula prasasti tersebut dikabarkan hilang. Namun kemudian berhasil ditemukan kembali. Rupanya prasasti berada dalam kondisi “telungkup” sehingga tulisannya berada di bagian bawah.

Wanua-01

Transkripsi Prasasti Wanua Tengah

Wanua-02

Terjemahan Prasasti Wanua Tengah (Sumber: http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/2014/08/08/prasasti-wanua-tenah-ii-785-s-863-m/

Pernah direncanakan pihak Pemkab akan membuatkan taman untuk meletakkan prasasti. Namun disayangkan sampai sekarang pembuatan taman belum terlaksana. Hanya dibandingkan kondisi awal 1985, kondisi prasasti di awal 2016 ini sudah lebih terurus. Prasasti tersebut sudah memiliki pelindung, meskipun dalam bentuk sederhana.

Menurut Kamus Arkeologi Indonesia 2 (1979: 308), Prasasti Wanua Tengah berupa dua buah prasasti batu yang isinya sama. Kedua prasasti ditemukan di Candi Argapura, Kabupaten Temanggung. Aksara dan bahasa yang digunakan Jawa Kuna.

Goen-05Prasasti Wanua Tengah 1 di Museum Nasional Jakarta (Foto: Trigangga)

Kini prasasti pertama (Wanua Tengah 1) disimpan di Museum Nasional Jakarta dengan nomor D.81. Menurut Trigangga, Prasasti Wanua Tengah 1 ditemukan sekitar 1860-an, lantas dibawa ke Bataviaasch Genootschap pada 1890. Entah mengapa “saudara kembarnya”, yakni Prasasti Wanua Tengah 2, tidak ikut dibawa ke Batavia.

Singkatnya, Prasasti Wanua Tengah menyebutkan bahwa pada 5 Kresnapaksa bulan Jyesta 785 Saka atau 10 Juni 863 Masehi, Rakai Pikatan pu Manuku meresmikan desa Wanua Tengah menjadi sima, ketika yang menjadi raja Rakarayan Kayuwangi pu Lokapala.

Mudah-mudahan segera ada upaya dari pihak terkait untuk melestarikan Prasasti Wanua Tengah 2 yang aksaranya sudah semakin aus itu.


Foto-foto:

Goen-01.jpgPrasasti dengan pelindung, kondisi awal 2016 (Foto: Goenawan A. Sambodo)

Goen-02Prasasti menjadi bak sampah, kondisi yang memprihatinkan
karena ketidaktahuan masyarakat (Foto: Goenawan A. Sambodo)

Goen-04Kondisi Prasasti Wanua Tengah 2 awal 2015 (Foto: Cuk Riomandha)

Penulis: Djulianto Susantio
(Sumber: Goenawan A. Sambodo, Trigangga, dan Cuk Riomandha di Facebook)


Tinggalkan komentar

Kategori