Oleh: hurahura | 7 September 2012

Stadion Ikada Diganti Stadion Menteng

Warta Kota, Kamis, 6 September 2012 – Pada masa prakemerdekaan, orang Belanda di Batavia membentuk berbagai perkumpulan olah raga sepak bola. Salah satu perkumpulan yang terkenal adalah Voetbalbond Indische Omstreken Sport (VIOS). Mereka memiliki lapangan berlatih sendiri di Viosveld (lapangan Vios), yang kelak menjadi Stadion Menteng. Lapangan ini dibangun tahun 1921, terletak di Jalan HOS Cokroaminoto 87 sekarang.

Stadion Menteng berkapasitas 10.000 penonton, dibangun di atas lahan seluas 3,4 hektar. Perancangnya adalah arsitek Belanda F.J. Kubatz dan P.A.J. Moojen. Sejak 1921 stadion tersebut sudah digunakan sebagai tempat berolahraga orang-orang Belanda. Masyarakat umum pun sering memanfaatkan tempat ini.

Setelah kemerdekaan lapangan Vios dipakai oleh Persija. Cikal bakal Persija sendiri didirikan pada 1928, dengan nama Voetbalbond Indonesisch Jacatra (VIJ). Saat itu para pemain berlatih di lapangan VIJ Petojo. Sebelum menempati stadion Menteng, Persija telah melakukan berbagai program pembinaan seperti menggelar kompetisi klub anggota, kompetisi kelompok umur, latihan tim senior dan tim berbagai jenjang usia di stadion Ikada yang sekarang dikenal sebagai Lapangan Monas.

Seiring adanya program pembangunan Monas pada 1958, stadion Persija dipindahkan ke stadion Menteng. Penyerahannya dilakukan secara langsung oleh Presiden Soekarno pada 1960. Di mata penggemar olahraga, terlebih sepakbola, stadion Menteng dikenal sebagai stadion Persija Menteng. Mengingat sejarahnya maka pada 1975 keluar Surat Keputusan Gubernur Jakarta tentang penetapan stadion ini sebagai salah satu kawasan cagar budaya yang harus dilindungi.

Selama bertahun-tahun stadion Menteng menjadi kebanggaan warga Jakarta. Banyak legenda sepak bola Indonesia lahir di sini, seperti Abdul Kadir, Iswadi Idris, Anjas Asmara, dan Ronny Pattinasarani. Setelah didirikan beberapa stadion olahraga baru, seperti Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro dan stadion Lebak Bulus, stadion Menteng mulai meredup bahkan dirobohkan. Pada 26 Juli 2006, stadion Menteng resmi dialihfungsikan menjadi Taman Menteng.

Stadion Menteng memang berukuran kecil, artinya dibangun pada lokasi yang tidak terlalu luas. Sayang pada masa kemudian stadion ini menjadi kurang terawat, sehingga berkesan kumuh. Penggusuran sebuah lapangan olahraga, apalagi yang memiliki nilai sejarah kota dan keolahragaan, jelas tidak dapat dibenarkan. Inilah sikap pimpinan yang tidak konsisten, yang satu melindungi, yang lain justru merobohkan.(Djulianto Susantio, pemerhati sejarah dan budaya)


Tanggapan

  1. Stadion Menteng juga memang jauh dari kata terawat, baik berupa kualitas tribun maupun lapangannya, pendeknya ini adalah sebuah stadion yang dianaktirikan bagi Pemprov DKI hingga mereka berhasil merobohkannya.Tapi pernahkah kita berpikir berapa banyak pesepakbola tangguh nasional yang lahir dan di besarkan dari stadion ini?

  2. […] komunitas gesek taman menteng yang memanfaatkan taman menteng untuk berlatih musik di sore hari. Taman dengan luas 3,4 Ha yang terletak di jalan HOS Cokroaminoto 87 tersebut, awalnya adalah lapangan vios (Viosveld), yang dibangun oleh arsitek belanda F.J. Kubatz dan P.A.J. […]


Tinggalkan komentar

Kategori