Oleh: hurahura | 5 Oktober 2012

Gelanggang Remaja Pertama di Jakarta

Warta Kota, Jumat, 5 Oktober 2012 – Nama Bulungan pastilah sudah populer di telinga kita, terutama di kalangan pelajar. Sejak bertahun-tahun lalu, tawuran antarpelajar sering terjadi di kawasan ini. Namun dalam arti positif, Bulungan identik dengan gelanggang remaja (youth centre) pertama di Jakarta sekaligus di tanah air.

Pembangunan kompleks Gelanggang Remaja Jakarta Selatan yang terletak di Jalan Bulungan ini berawal pada 25 Juni 1969 oleh Gubernur Ali Sadikin. Karena terletak di Jalan Bulungan, maka gelanggang remaja ini lebih dikenal dengan nama Bulungan. Kompleks itu terdiri atas unit Sarana Kegiatan Umum, unit Gedung Olahraga, dan unit Kolam Renang. Peresmian Gelanggang Remaja Bulungan dilakukan pada 16 April 1970, juga oleh Gubernur Ali Sadikin. Setelah Bulungan, gelanggang remaja lain juga dibangun di keempat wilayah Jakarta, yakni Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Pusat.

Pembangunan gelanggang remaja dimaksudkan agar generasi muda dapat memelopori pengeksplorasian masa depan di bidang seni, budaya, dan olahraga. Untuk itu gelanggang remaja dilengkapi dengan bengkel kerja, auditorium, panggung, dan perpustakaan. Dengan demikian gelanggang remaja merupakan sebuah lembaga pendidikan pelengkap, yang melengkapi pendidikan di rumah dan di sekolah. Diharapkan dengan adanya gelanggang remaja, segala segi kebudayaan mendapat fasilitas yang seluas-luasnya untuk diperkembangkan di kalangan remaja ibukota.

Dalam rangka pengembangan dan peningkatan kegiatan, pihak gelanggang remaja melakukan kerja sama dengan berbagai institusi. Banyak seniman dan atlet berprestasi dilahirkan oleh gelanggang remaja, termasuk para atlet yang menyabet gelar juara umum dalam PON Riau September 2012 lalu. Sebagai tempat pembinaan olahraga, berbagai kejuaraan tingkat sekolah, perguruan tinggi, dan umum sering digelar di gelanggang remaja.

Mengingat fungsinya dianggap bermakna positif, maka kemudian banyak gelanggang remaja tingkat kecamatan didirikan di seluruh wilayah Jakarta. Sebagian merupakan perluasan dari arena olahraga dan balai rakyat yang sebelumnya ada. Disayangkan, banyak peralatan olahraga sudah berusia cukup tua. Mungkin ini karena biaya pengelolaan gelanggang remaja bersumber dari APBD DKI Jakarta yang semakin tahun semakin kecil. (Djulianto Susantio, pemerhati sejarah dan budaya)


Tinggalkan komentar

Kategori