Oleh: hurahura | 16 Februari 2012

Sejarah: Relokasi Warga Tepi Sungai

KOMPAS, Selasa, 14 Feb 2012 – Pemerintah Kota Probolinggo, Jawa Timur, berencana memindahkan ratusan keluarga yang tinggal di sepanjang daerah aliran Kali Banger, sungai yang memiliki arti penting dalam sejarah Kota Probolinggo. Rencana itu merupakan bagian dari upaya memunculkan kembali kejayaan masa lalu Probolinggo.

”Dulu, Kali Banger merupakan sungai utama di Probolinggo. Di sungai ini, kapal-kapal pedagang China bisa masuk hingga ke tengah Kota Probolinggo. Ini menunjukkan Kali Banger bisa menjadi jalur strategis,” kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Kota Probolinggo Budi Krisyanto, Senin (13/2).

Nama Banger, menurut buku setengah Abad Kotamadya Probolinggo, juga merupakan nama lama dari Probolinggo. Nama Probolinggo baru muncul tahun 1770, sedangkan nama Banger sudah ada sejak 1365.

Tahun 1900-an, perahu-perahu Madura pun masuk ke Kota Probolinggo melalui Kali Banger. ”Ini menunjukkan bahwa Kali Banger memang merupakan sungai utama di Kota Probolinggo kala itu,” ujar Budi.

Kini, di kanan kiri Kali Banger menjadi tempat tinggal 120-an keluarga. Sungai yang sebelumnya memiliki lebar lebih dari 5 meter kini hanya jadi selokan dengan lebar sekitar 3 meter.

”Jika pemerintah berniat, saya yakin revitalisasi Kali Banger bisa dilakukan. Ratusan warga yang tinggal di lahan milik pemerintah itu bisa dipindahkan asal dibicarakan baik-baik,” ujar Budi.

Jika Kali Banger bisa dipulihkan fungsinya menjadi ikon Kota Probolinggo, kata Budi, hal itu bisa mengingatkan warga Probolinggo mengenai sejarah kotanya.

A Sidik Permana, Koordinator Museum Kota Probolinggo, mengatakan, Probolinggo sebelumnya memang salah satu kota penting di era kolonial. ”Kota Probolinggo dulu merupakan kota perguruan karena ada beberapa sekolah dibangun pada masa itu, seperti Kweekschool (sekolah guru) yang dibangun tahun 1875, OSVIA (sekolah calon pamong praja), Normaalschool (sekolah guru bantu), MULO (sekolah menengah pertama untuk orang- orang berada), dan sejumlah sekolah Kristen,” tutur dia.

Di Probolinggo juga dibangun sejumlah industri, seperti Pabrik Kertas Letjes di tahun 1939 dan pabrik shellak (bahan pelitur kayu). Selain itu, ada pula pabrik trem sebagai angkutan orang dan barang. (DIA)


Tanggapan

  1. pemindahan massal yaa pak….
    buat ikon Probolinggo kok di bantaran kali??
    maklum saya belum pernah ke Probolinggo…..


Tinggalkan komentar

Kategori