Oleh: hurahura | 21 September 2011

JP Coen, Tokoh Kontroversial

Warta Kota, Selasa, 20 September 2011 – Nama Jan Pieterszoon Coen populer dalam buku-buku sejarah sebagai pemimpin VOC pendiri kota Batavia. Dia lahir pada 1587 dan wafat pada 1629. Namun dalam hidupnya yang relatif singkat itu (42 tahun), dia dikenal sebagai tokoh kontroversial yang bengis. Bahkan ada yang menyamakannya dengan penjahat perang pada masa kini. Berbagai julukan disandang Coen, antara lain Ijzeren Jan, Jan Besi, dan Mur Jangkung. Beberapa hari sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, ia masih menyiksa anak asuhnya Sarah, yang ketahuan main serong dengan seorang pelaut. Sang pelaut pun dihukum mati.

Coen lahir di Hoorn, kota pelabuhan cantik di Belanda Utara. Kota ini sarat museum dan monumen. Salah satu monumen penting di Hoorn adalah patung Coen yang berdiri megah di alun-alun pusat kota. Dilihat dari segi artistik, sebagaimana ditulis Radio Nederland Siaran Indonesia, patung itu indah. Namun bagi sementara kalangan, patung Coen dipandang sangat mengganggu.

Alasannya, patung itu melambangkan penghormatan terhadap seorang pembantai terbesar dalam sejarah Belanda. Karena itu Eric van de Beek, pemrakasa Burgerinitiatief atau Prakarsa Warga, ingin agar patung itu dipindahkan dari alun-alun Hoorn ke museum.

Di masa itu, jauh sebelum ada istilah genosida, Coen merupakan tokoh bertangan besi dan banyak mencabut nyawa orang. Kekejamannya yang paling besar adalah membinasakan penduduk Banda. Ketika itu mereka melawan monopoli VOC karena tidak mau menjual pala dengan harga murah.

Coen juga yang coba membuat Batavia seperti Hoorn, kota kelahirannya. Di sini Coen dibangga-banggakan oleh pemerintah kolonial. Bahkan ketika itu gambarnya menghiasi uang gulden. Selain itu didirikan Patung Coen di Waterlooplein, sekarang Lapangan Banteng. Patung ini kemudian digusur oleh tentara pendudukan Jepang.

Di kota kelahirannya, patung Coen sudah diprotes sejak lama. Penyebabnya, Pemda menolak memindahkan patung yang diresmikan pada 1893 itu. Namun baru beberapa tahun belakangan ini Pemda Kotapraja Hoorn bersedia mencari kompromi. Entah disengaja atau tidak disengaja, pada pertengahan 2011 patung Coen terseruduk truk pembawa katrol. Akibatnya patung itu mengalami kerusakan berat dan harus diperbaiki. (Djulianto Susantio, pemerhati sejarah dan budaya)


Tinggalkan komentar

Kategori