Oleh: hurahura | 13 Februari 2016

Candi Ngadirogo Dibongkar

Ngadirogo-1Warga setempat berdiri di atas bongkaran batu candi, berusaha mencari batu candi berelief yang masih bisa diselamatkan.

Sebuah mahakarya adiluhung berupa sebuah candi di Dusun Ngadirogo, Desa Podororejo, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung dibongkar sekelompok masyarakat. Candi Ngadirogo, demikian nama populernya, dipandang unik dan menarik karena dibangun dari bahan batu kapur putih dengan isian batu bata berukuran besar. Banyak relief cantik menghiasi candi itu, membuat relief tersebut sangat molek tiada taranya.

Sebenarnya candi itu sudah terdata di instansi purbakala. Sayang kemudian dibongkar secara paksa demi memenuhi hasrat pihak-pihak berkepentingan. Bagian pondasi candi ditutup semen. Sementara bagian badan candi yang memiliki banyak relief aduhai itu, dibongkar dan dipindah ke dekat pagar.

Di Indonesia candi berbahan baku batu kapur putih sangat jarang ada. Candi Ngadirogo termasuk fenomenal dari segi arsitektur.

Beberapa pihak telah melaporkan upaya pembongkaran Candi Ngadirogo ke instansi terkait, bahkan sampai bertatap muka langsung. Apa daya, setelah aduan berkali-kali hingga candi dibongkar total, instansi terkait tak menanggapi. Bahkan sama sekali tak mau menerjunkan tim penilik.

Ngadirogo-2Saat ini di atas pondasi candi yang telah disemen tersebut, berdiri dua makam “kuno” dengan kijing marmer. Kedua makam tersebut didaulat sebagai makam “Joyoboyo” dan makam “Wikramawardhana”.

Mungkin, anak cucu kita tak akan pernah tahu di bawah makam jejadian tersebut terdapat pondasi dan kaki candi yang masih utuh. Bisa jadi dengan adanya lahan kosong di lokasi eks candi, akan tambah beberapa makam lagi, seperti makam “Sunan Hayam Wuruk” dan makam “Rasul Airlangga”. Dikhawatirkan sebentar lagi menyusul Candi Setonogedong yang dirongrong, juga situs Tondowongso yang tanah di depannya akan dijadikan perumahan.

“Saya pernah bilang soal pembongkaran itu, tapi tidak digubris pihak Dinas Kebudayaan Tulungagung,” kata seorang anggota komunitas peduli sejarah setempat.

Ngadirogo-3Menurut pemerhati sejarah Dwi Cahyono, cungkup makam ilegal tersebut harus dibongkar. Selanjutnya diusut siapa pemrakarsa, penyandang dana, dan sejauh mana pihak desa tahu. Pihak Dikbud Tulungagung dan BPCB Jawa Timur, tambah Dwi Cahyono, juga harus ambil sikap dan tindakan. “Makam aneh-aneh dan abal-abal semacam itu jika ditolelir, maka virusnya akan menular ke berbagai daerah,” kata Dwi Cahyono.

Mudah-mudahan upaya pelestarian situs bisa dilakukan warga bersama komunitas dengan upaya swadaya. Misalnya menyelamatkan artefak berharga dan diamankan di museum darurat. Jangan sampai saling menunggu, sehingga banyak artefak kuno diboyongi oleh pihak-pihak tertentu secara ilegal.

(Sumber: Diskusi di Facebook)


Tinggalkan komentar

Kategori