Oleh: hurahura | 23 September 2012

Museum Nasional Kerap Kebobolan

Warta Kota, Rabu, 19 September 2012 – Di berbagai negara koleksi museum selalu menjadi incaran para pencuri. Bisa dipastikan motivasi mereka adalah menjualnya dengan harga tinggi. Di Jakarta museum yang pernah beberapa kali kebobolan adalah Museum Nasional.

Pencurian yang paling berani terjadi pada 1961. Suatu pagi seseorang berseragam polisi datang ke museum mengendarai mobil jeep. Sewaktu para pekerja masih mengepel lantai, ‘polisi’ tadi menodongkan pistol. Dalam aksi itu, sang perampok berhasil membawa lari 11 koleksi emas dari ruang khasanah.

Selama beberapa tahun jati diri sang perampok masih misterius. Tiba-tiba perhiasan hasil rampokan itu coba digadaikan di Semarang. Petugas pegadaian merasa curiga karena ukuran perhiasan tersebut tidak lazim (terlalu besar). Dia pun ditangkap. Akhirnya diketahui sang perampok adalah penjahat besar Kusni Kasdut.

Pada 1979 ruang numismatik dan heraldik menjadi sasaran. Sejumlah koleksi uang logam hilang digondol maling. Petunjuk utama hanya dari bungkus makanan yang ditinggalkan si pencuri di ruangan. Diduga makanan tersebut khas orang bule. Kemungkinan besar pencuri memasuki ruangan tersebut menjelang museum tutup. Dia keluar ketika museum baru dibuka keesokan harinya. Sampai kini koleksi yang hilang itu belum ditemukan.

Pada 1987 Museum Nasional kembali kecurian. Beberapa hari sebelumnya ketika ada shooting, sebuah pintu lemari diketahui sudah terbuka. Namun dari hasil pemeriksaan tidak ada koleksi yang hilang. Barulah pada hari-hari berikutnya pintu lemari pajangan terbuka lebar. Lemari itu berisi tujuh potong keramik unik dan langka.

Pada 1995 Museum Nasional kehilangan 12 koleksi lukisan. Kejadian ini baru diketahui ketika lima lukisan akan dilelang di Christie’s Singapura. Kelima lukisan tersebut adalah karya Raden Saleh, Basoeki Abdullah, dan Affandi. Kasus ini terungkap berkat kejelian Wiwin, sekretaris Basoeki Abdullah, setelah membuka-buka katalog lelang. Dia kaget karena lukisan-lukisan Basoeki Abdullah itu sebenarnya sudah dihibahkan ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Ketika Basoeki Abdullah meninggal, sepertiga dari koleksi yang masih ada, disumbangkan ke pemerintah (Depdikbud). Rencananya semua koleksi warisan Basoeki akan dipajang di Museum Basoeki Abdullah, yang akan dibangun di bekas kediaman Basoeki di Jalan Keuangan, Kebayoran. Selagi museum dibangun, koleksi itu dititipkan di Museum Nasional. Akhirnya pelaku pencurian terungkap dan dilakukan oleh orang dalam.

Seringnya kasus pencurian di museum, seharusnya menjadi perhatian para pengelola museum. Betapa faktor pengamanan koleksi sangat penting. (Djulianto Susantio, pemerhati sejarah dan budaya)


Tinggalkan komentar

Kategori