Oleh: hurahura | 21 Juni 2010

Tanamkan Kepedulian terhadap Museum Sejak Dini

Ratusan siswa sekolah dasar se-DKI Jakarta terlihat antusias saat berkunjung ke sejumlah museum di Ibu Kota.Mereka serius mengamati interior bangunan tua yang menjadi bukti perjuangan para pahlawan.

KEGIATAN pada Kamis (17/6) ini merupakan bagian dari program pemerintah yang mencanangkan Tahun Kunjungan Museum 2010. Sebanyak 502 pelajar dari 102 sekolah dasar negeri yang tersebar di DKI Jakarta ikut berpartisipasi dalam menyukseskan program tersebut. Sejak pagi mereka sudah berkumpul di halaman Istana Merdeka, Jakarta Pusat.

Di bawah arahan Ibu Negara Ani Yudhoyono, anak-anak tersebut dipecah menjadi beberapa kelompok. Setelah mendapatkan arahan dari istri orang nomor satu di negeri ini, para penerus bangsa tersebut naik ke atas bus dan menuju museum yang sudah ditentukan sebelumnya.“ Ada tujuh museum di Jakarta yang akan kami kunjungi,” ujar Vita Nova Gamawan Fauzi, Kamis (17/6) lalu. Museum yang dikunjungi adalah Museum Polri,Jakarta Selatan, Museum Nasional (Monas) Indonesia, dan Museum Bank Indonesia, Jakarta Pusat.

Selanjutnya, Museum Indonesia, Museum Transportasi, dan Peraga Iptek di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.“Selain itu,Museum Satria Mandala di Jakarta Selatan. Bersama Ibu Negara, anak-anak dibawa berkeliling mengunjungi museum,” paparnya didampingi sejumlah istri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II lainnya. Kegiatan yang baru pertama dicanangkan ini bertujuan menanamkan kepedulian anak-anak kepada museum, sesuai semangat Tahun Kunjungan Museum 2010. “Tema yang kami usung yakni Museum di Hatiku.” Koordinator Anjungan TMII Seluruh Provinsi Sigit Gunarjo menyatakan, program tersebut sangat perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak.

“Memang pemerintah yang paling tepat dalam mendorong kepedulian terhadap museum,” ungkap Sigit saat menyambut rombongan di TMII. Dia mengaku, pengunjung museum di TMII memang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hanya saja, mayoritas anak-anak dari daerah.“Ini membuktikan anak-anak di Ibu Kota kurang peduli dengan keberadaan museum,”tandas Sigit. Di mata Sigit, para pelajar seolah dasar saat ini kurang diberikan kesempatan untuk melihat museum. Padahal, melalui museum mereka bisa mengenal peradaban bangsa dan sejarah Indonesia secara menyeluruh. “Selain itu, banyaknya pilihan lokasi rekreasi lain membuat anak enggan diajak kembali ke museum.

Kalau diberikan pilihan, pastinya mereka akan memilih rekreasi di tempat lain. Pemerintah memang harus sedikit memaksa dalam hal ini,”bebernya. Anak-anak generasi penerus bangsa terlalu banyak diberikan informasi hiburan yang praktis dan konsumtif seperti hiburan yang ada di mal sehingga perlu peranan orang tua dalam menggalakkan kunjungan ke museum, terutama pemerintah. ”Tinggal nanti pengelola museum menyusun strategi agar membuat museum menarik untuk dikunjungi kembali misalnya dengan berkorelasi dengan instansi pendidikan, khususnya pelajaran sejarah atau strategi lain yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman seperti mengemas yang jadul agar jadi menarik,”kata sigit.

Khusus di museum dan anjungan di TMII, pihaknya selalu berinovasi salah satunya membuat pertandingan tradisional untuk anak-anak agar mereka tertarik datang kembali. (isfari hikmat)

(Koran Sindo, Senin, 21 Juni 2010)


Tinggalkan komentar

Kategori